Assalamualaikum w.b.t.. Saya ingin kongsikan panduan mengenai interaksi muslimah yang saya ambil daripada rakan FB suatu ketika dahulu. Diharapkan ia dapat dijadikan panduan buat muslimin dan muslimat. Perlu kita ambil tahu mengenai adab-adab yang harus dijaga semasa berinteraksi antara lelaki dan wanita. Terutamanya buat adik-adik yang masih bersekolah, pelajar-pelajar di IPT dan juga yang sudah bekerja. Kepada yang membaca, mohon dapat kongsikan kepada rakan-rakan yang lain.
By: Amdk Full
Dalam beramal jama´i,
Islam tidak melarang adanya interaksi antara muslim dan muslimah namun juga
tidak membebaskannya tanpa norma. Pada realita kehidupan dapat dilihat ada dua
masalah dalam berinteraksi. Pertama, pergaulan tanpa batas, sehingga
menimbulkan berbagai permasalahan baik pribadi maupun sosial. Akibat yang
terparah adalah hilangnya kepekaan seorang muslim terhadap batas-batas
pergaulan yang Islami dan terjerumus ke dalam kehinaan.
Kedua, manakala
muslimah terkungkung oleh pemahaman yang salah sehingga tidak mau berpartisipasi
aktif dalam beramal Islami bersama muslim yang lain. Akibatnya akan banyak
masalah sosial yang tidak terselesaikan, karena laki-laki muslim tidak efektif
ketika mendalami urusan-urusan yang menyangkut kewanitaan. Hal ini dikarenakan,
banyak masalah wanita yang hanya bisa ditangani oleh wanita saja.
Untuk menghindari
adanya fitnah yang dapat merusak dalam beramal maka Islam memberikan bingkai
interaksi muslim dan muslimah, diantaranya adalah:
1. Menundukkan pandangan
Menundukkan
pandangan disini berarti tidak mengumbar pandangan mata. Karena berbagai
penyimpangan awalnya dari mata. Ada sebuah pepatah arab yang menggambarkan
tentang hal ini :
Mulanya dari pandangan / Dari pandangan kemudian senyum / Kemudian
coba untuk berbicara / Setelah berbicara kemudian janji / Setelah itu bertemu…
Pandangan kepada
lawan jenis yang tidak dihalalkan, bagaikan anak panah yang menembus daging.
Jika sudah tertancap dihati, ketika berusaha dicabut akan melukai. Apalagi anak
panah yang beracun, tidak hanya luka tapi menjadi infeksi. Dampaknya akan
meluas pada diri dan masyarakat, apalagi bila pemilik anak panah itu adalah
iblis.
Dengan menahan
pandangan seseorang akan terhindar dari penyakit hati. Ini merupakan tindakan
preventif untuk menjaga kebersihan diri dan masyarakat. Maka ketika
berinteraksi harus diperhatikan, jangan sampai kita melakukan amal kebaikan
berbarengan dengan itu kita mendapat dosa.
2. Menutup Aurat.
Menutup aurat adalah
suatu kewajiban dalam Islam seperti halnya sholat dan puasa dibulan Ramadhan.
Namun masih banyak yang belum memahami sehingga tanpa sungkan-sungkan mengumbar
aurat di depan umum. Padahal Allah sudah memperingatkan dalam surat
An-Nur :”… Dan janganlah mereka( wanita-wanita mukmin) menampakkan
perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak daripadanya, dan hendaklah mereka
menutupkan kain kerudung ke dadanya…”
Syaikh Muhammad
Nashiruddin Albani dalam bukunya Hijabul Maratil Muslimah fil Kitabi was Sunnah
memberi batasan tentang syarat pakaian yang sesuai dengan syariat yaitu:
a. Menutup seluruh
badan selain yang dikecualikan, seperti muka dan kedua telapak tangan.
b. Tidak tipis dan
tidak tembus pandang.
c. Tidak menyerupai
pakaian laki-laki.
d. Lapang dan tidak
sempit. Karena pakaian yang sempit dapat memperlihatkan bentuk tubuh seluruhnya
atau sebagian .
e. Tidak menyerupai
pakaian orang kafir.
3. Tenang dan terhormat dalam gerak-
gerik
Tidak melakukan
gerakan yang dibuat-buat sehingga menarik perhatian. Wanita muslimah tidak
boleh memukul-mukul kakinya ke lantai untuk memperdengarkan perhiasan di
kakinya. Allah memperingatkan dengan firmannya:
“Dan janganlah
mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang disembunyikan.” (
An-Nur :31)
4. Tidak berduaan di tempat yang sepi
(Ikhtilat)
Ikhtilat antara dua
manusia yang berlainan jenis, merupakan faktor pendorong utama berbuat keji dan
menjerumuskan manusia ke jurang kehinaan. Memberi peluang kepada syetan untuk
menggoda sebagaimana sabda Rasulullah saw,
“Tiada
bersepi-sepian (berada di tempat sunyi) seorang lelaki dengan seorang
perempuan, melainkan syetan merupakan orang ketiga diantara mereka.
“(Diriwayatkan Ahmad, Tirmidzi dan lain-lain).
5. Serius dan sopan dalam berbicara
Dalam berkomunikasi
usahakan suara tidak direkayasa, misal menjadi lebih merdu dan lembut. Dalam
hal ini Allah memberi tuntunan,
“Maka janganlah kamu
tunduk dalam berbicara, sehingga timbul keinginan orang yang ada penyakit dalam
hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (Al-Ahzab: 32)
Namun bukan berarti
seorang wanita muslimah tidak boleh bersuara. Suara wanita bukan aurat. Karena
para istri Rasulullah SAW pernah bercakap-cakap dengan para sahabat dan para
sahabat mendengar (belajar) hukum-hukum agama dari mereka. Tapi ada juga ulama
yang berpendapat suara wanita adalah aurat, karena khawatir terjadi fitnah
sekalipun mendengar bacaan Al-qur’an daripadanya.
Begitulah bingkai
interaksi yang diberikan oleh Islam, agar manusia tak dirugikan amalnya hanya
karena fitnah yang timbul ketika berinteraksi dengan muslim yang lain.
“Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaytanaa wahablanaa
min ladunka rahmatan innaka antal wahhaab”
“Ya Allah… janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada
kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada
kami rahmat dari sisi Engkau:karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi
(karunia).”
Wallohu a’alam.
Maroji’ :
- Al-Qur’anul Karim
dan terjemahannya
- Abdul Halim Abu
Syuqqah, Kebebasan Wanita Jilid I
- Abdul Muiz, Ceramah Fiqqunnisa
No comments:
Post a Comment